Sosial icon

Read more: http://hzndi.blogspot.com/2012/06/menambahkan-widget-icon-sprite-media.html#ixzz2Drh6nLxy

Saturday, November 17, 2012

Standar Isi Muatan Lokal Kaligrafi (Khot)


Muatan Lokal Kaligrafi (Khot)


1.1  Latar belakang
Penulisan kaligrafi merupakan salah satu bentuk keindahan Alquran yang disebut juga seni menulis indah . Kaligrafi diciptakan dan dikembangkan oleh kaum Muslim sejak kedatangan Islam. Dibandingkan seni Islam yang lain, kaligrafi memperoleh kedudukan yang paling tinggi dan merupakan ekspresi semangat Islam yang sangat khas. Oleh karena itu, kaligrafi sering disebut sebagai 'seninya seni Islam' (the art of Islamic).
Meski karya kaligrafi identik dengan tulisan Arab, kata kaligrafi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani (Kalios: indah dan graphia: tulisan). Sementara itu, bahasa Arab mengistilahkannya dengan khatt (tulisan atau garis) yang ditujukan pada tulisan yang indah (al-kitabah al-jamilah atau al-khatt al-jamil).
Akar kaligrafi Arab sebenarnya adalah tulisan hieroglif Mesir, yang kemudian terpecah menjadi "khatt Feniqi" (Fenisia), Arami (Aram), dan Musnad (kitab yang memuat segala macam hadits). Menurut al-Maqrizi, seorang ahli sejarah abad ke-4, tulisan kaligrafi Arab pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Himyar (suku yang mendiami Semenanjung Arab bagian barat daya sekitar 115-525 SM). Musnad merupakan kaligrafi Arab kuno yang mula-mula berkembang dari sekian banyak jenis khatt yang dipakai oleh masyarakat Himyar. Dari tulisan tua Musnad yang berkembang di Yaman, lahirlah khatt Kufi.
Kaligrafi dalam bahasa kita sering diasosiasikan terhadap tulisan Arab. Padahal tidak. Semua tulisan tangan yang indah bisa disebut dengan kaligrafi. Mungkin karena bahasa indonesia yang tidak mempunyai keaksaraan yang kuat, sehingga tulisan indah dalam bahasa Indonesia hampir tidak ada (tulisan memang ada, tetapi tidak mementingkan unsur keindahan aksara).
Khat merupakan seni tulisan indah yang mempunyai nilai-nilai kehalusan dan kesenian. Nilainya tinggi kerana ianya mudah dirobah mengikut penulisan, bahkan tulisannya seolah-olah mempunyai irama. Ia juga disandarkan pada subjek-subjek yang berkaitan dengan agama dan digunakan untuk menulis ayat-ayat suci dan kata-kata bijak pandai (hukama').
Sebagai seni tulis yang melahirkan karya artistik yang bermutu tinggi, kaligrafi memiliki aturan dan teknik khusus dalam pengerjaannya. Bukan hanya pada teknik penulisan, tetapi juga pada pemilihan warna, bahan tulisan, medium, hingga pena. Secara teknis kaligrafi juga sangat bergantung pada prinsip geometri dan aturan tentang keseimbangan.


1.2  Tujuan

  1. Agar siswa dapat menulis khot (kaligrafi).
  2. Agar siswa dapat membedakan jenis tulisan khot.
  3. Agar siswa dapat membuat tulisan arab dengan berbagai jenis khot.

1.3  Ruang Lingkup

1.      Alat tulis khot
2.      Menulis huruf hijaiyah dengan khot diwani.
3.      Menulis huruf hijaiyah dengan khat khufi.
4.      Menulis huruf hijaiyah dengan khat tsuluts.
5.      Menulis huruf arab dengan khat naskhi.

1.4  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


SK(Standar Kompetensi)

KD(Kompetensi Dasar)

1. Mengetahui alat tulis khat

1.1.Siswa dapat mengetahui jenis-jenis alat khot (kaligrafi)
1.2.Siswa dapat menggunakan alat tulis khat dengan baik

2. Menulis huruf hijaiyah dengan khot Diwani
2.1. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat diwani.
2.2. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot diwani.
2.3. Siswa dapat mempraktekkan khat diwani dengan ayat-ayat al-qur’an.

3. Menulis huruf hijaiyah dengan khot Khaufi
3.1. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat Khaufi.
3.2. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot Khaufi.
3.3. Siswa dapat mempraktekkan khat Khaufi dengan ayat-ayat Al-Qur’an

4. Menulis huruf hijaiyah dengan khot Tsuluts

4.1. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat Tsuluts
4.2. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot Tsuluts.
4.3. Siswa dapat mempraktekkan khat Tsuluts dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
5. Menulis huruf hijaiyah dengan khot Naskhi
5.1. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat Naskhi
5.2. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot Naskhi
5.3. Siswa dapat mempraktekkan khat Naskhi dengan ayat-ayat Al-Qur’an.

1.5  Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.  Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.


Referensi:

1.      Drs. HD. Sirojuddin, AR, M.Ag, Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam. Darul Ulum Press, Jakarta, 2007.
2.      Drs. H. Didin Sirojuddin AR., M. Ag. Asah Asuh Huruf Kaligrafi Islam, Darul Ulum Press, Jakarta 2006.
3.      Drs. Oloan Situmorang. Seni Rupa Islam Pertumbuhan Dan Perkembangannya, Penerbit angkasa bandung, 1993.
4.      M. Misbachul Munir, Petunjuk Praktis Belajar Kaligrafi Arab,  Penerbit Apollo Surabaya.


No comments:

Post a Comment