Muatan Lokal Kaligrafi (Khot)
1.1 Latar
belakang
Penulisan kaligrafi merupakan salah satu
bentuk keindahan Alquran yang disebut juga seni menulis
indah . Kaligrafi diciptakan dan dikembangkan oleh kaum Muslim sejak kedatangan
Islam. Dibandingkan seni Islam yang lain, kaligrafi memperoleh
kedudukan yang paling tinggi dan merupakan ekspresi semangat Islam yang sangat
khas. Oleh karena itu, kaligrafi sering disebut sebagai 'seninya seni Islam'
(the art of Islamic).
Meski karya kaligrafi identik dengan tulisan Arab, kata
kaligrafi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani (Kalios: indah dan
graphia: tulisan). Sementara itu, bahasa Arab mengistilahkannya
dengan khatt (tulisan atau garis) yang ditujukan pada tulisan yang
indah (al-kitabah al-jamilah atau al-khatt al-jamil).
Akar kaligrafi Arab sebenarnya adalah
tulisan hieroglif Mesir, yang kemudian terpecah
menjadi "khatt Feniqi" (Fenisia), Arami (Aram),
dan Musnad (kitab yang memuat segala macam hadits). Menurut al-Maqrizi, seorang ahli
sejarah abad ke-4, tulisan kaligrafi Arab pertama kali dikembangkan
oleh masyarakat Himyar (suku yang mendiami Semenanjung Arab bagian barat
daya sekitar 115-525 SM). Musnad merupakan kaligrafi Arab kuno yang
mula-mula berkembang dari sekian banyak jenis khatt yang dipakai oleh
masyarakat Himyar. Dari tulisan tua Musnad yang berkembang di Yaman,
lahirlah khatt Kufi.
Kaligrafi dalam bahasa kita sering
diasosiasikan terhadap tulisan Arab. Padahal tidak. Semua tulisan tangan yang
indah bisa disebut dengan kaligrafi. Mungkin karena bahasa indonesia yang tidak
mempunyai keaksaraan yang kuat, sehingga tulisan indah dalam bahasa Indonesia
hampir tidak ada (tulisan memang ada, tetapi tidak mementingkan unsur keindahan
aksara).
Khat merupakan seni tulisan indah yang
mempunyai nilai-nilai kehalusan dan kesenian. Nilainya tinggi kerana ianya
mudah dirobah mengikut penulisan, bahkan tulisannya seolah-olah mempunyai
irama. Ia juga disandarkan pada subjek-subjek yang berkaitan dengan agama dan
digunakan untuk menulis ayat-ayat suci dan kata-kata bijak pandai (hukama').
Sebagai seni tulis yang melahirkan karya
artistik yang bermutu tinggi, kaligrafi memiliki aturan dan teknik khusus dalam
pengerjaannya. Bukan hanya pada teknik penulisan, tetapi juga pada pemilihan
warna, bahan tulisan, medium, hingga pena. Secara teknis kaligrafi juga sangat
bergantung pada prinsip geometri dan aturan tentang keseimbangan.
1.2 Tujuan
- Agar siswa dapat menulis khot (kaligrafi).
- Agar siswa dapat membedakan jenis tulisan khot.
- Agar siswa dapat membuat tulisan arab dengan berbagai jenis khot.
1.3 Ruang
Lingkup
1.
Alat
tulis khot
2.
Menulis
huruf hijaiyah dengan khot diwani.
3.
Menulis
huruf hijaiyah dengan khat khufi.
4.
Menulis
huruf hijaiyah dengan khat tsuluts.
5.
Menulis
huruf arab dengan khat naskhi.
1.4 Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SK(Standar Kompetensi)
|
KD(Kompetensi Dasar)
|
1. Mengetahui alat tulis khat
|
1.1.Siswa dapat mengetahui jenis-jenis alat khot
(kaligrafi)
1.2.Siswa dapat menggunakan alat tulis khat dengan
baik
|
2. Menulis huruf hijaiyah
dengan khot Diwani
|
2.1. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat diwani.
2.2. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot diwani.
2.3. Siswa dapat
mempraktekkan khat diwani dengan ayat-ayat al-qur’an.
|
3. Menulis huruf hijaiyah
dengan khot Khaufi
|
3.1. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat Khaufi.
3.2. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot Khaufi.
3.3. Siswa dapat
mempraktekkan khat Khaufi dengan ayat-ayat Al-Qur’an
|
4. Menulis huruf hijaiyah
dengan khot Tsuluts
|
4.1. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat Tsuluts
4.2. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot Tsuluts.
4.3. Siswa dapat
mempraktekkan khat Tsuluts dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
|
5. Menulis huruf hijaiyah
dengan khot Naskhi
|
5.1. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang terputus-putus dengan khat Naskhi
5.2. Siswa dapat
menulis huruf hijaiyah yang bersambung dengan khot Naskhi
5.3. Siswa dapat
mempraktekkan khat Naskhi dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
|
1.5
Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam
merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar
Proses dan Standar Penilaian.
Referensi:
1. Drs. HD. Sirojuddin, AR, M.Ag, Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam. Darul Ulum
Press, Jakarta, 2007.
2. Drs.
H. Didin Sirojuddin AR., M. Ag. Asah Asuh
Huruf Kaligrafi Islam, Darul Ulum Press, Jakarta 2006.
3. Drs.
Oloan Situmorang. Seni Rupa Islam
Pertumbuhan Dan Perkembangannya, Penerbit angkasa bandung, 1993.
4. M.
Misbachul Munir, Petunjuk Praktis Belajar
Kaligrafi Arab, Penerbit Apollo Surabaya.
No comments:
Post a Comment