Sosial icon

Read more: http://hzndi.blogspot.com/2012/06/menambahkan-widget-icon-sprite-media.html#ixzz2Drh6nLxy

Wednesday, April 2, 2014

PERSAMAAN SIFAT YAHUDI DENGAN IBLIS

Dalam banyak sifat, orang-orang Yahudi bani israil memiliki kesamaan dengan Iblis. Sebagaimana yang al-Quran gambarkan dalam ayat-ayatnya, kisah Bani Israel selalu saja disebutkan setelah kisah Iblis dengan Adam. Dosa-dosa yang dilakukan Bani Israel adalah juga dosa-dosa yang dilakukan Iblis sejak mereka hadir di alam semesta ini.
Di bawah ini pembaca dapat melihat perbandingan antara kedua kelompok tersebut:
Iblis dikenal sebagai makhluk yang dengki. Dan orangorang Yahudi bani israil adalah orang-orang yang paling dengki di antara manusia. Mereka dengki dengan saudara mereka, dan berkata, "Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayah kalian tertumpah kepada kalian saja. Sesudah itu hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik." (QS. Yusuf: 9)
itu juga yang di ajarkan iblis kepada qobil dan habil ketika qobil mendengki habil karena mendapat istri yang lebih cantik. kita juga sama dengan iblis dan akan ikut benderanya nanti di mahsar karena sifat benci dan dengki yang di terima orang lain, dari pemberian Allah.
Iblis menyuarakan sikap sombong dan rasialis mereka dengan lantang. Ia berkata, "Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al-A'raf: 12) Orang-orang Yahudi bani israil juga meneriakkan rasialisme dan menganggap diri mereka sebagai bangsa Allah yang terpilih. Mereka berkata, "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." (QS. Al-Ma'idah: 18)
jika kita merasa lebih baik dari orang lain, dan menganggap orang lain rendah, maka tak bedalah kita itu adalah orang yang mengikuti jejak iblis, dan nanti di hari akhir kita seandainya ada sebesar atom dari sifat sombong, dan merasa lebih baik dari orang lain maka haram masuk surga.
Rasulullah Saw bersabda di dalam salah satu haditsnya, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar atom saja dari sifat sombong.”(Hadits Riwayat Muslim)
Betapa berat sekali peringatan yang disampaikan Rasulullah Saw tersebut. Bahkan, kesombongan adalah awal mula dari berbagai kejahatan yang ada di dunia ini. Karena kesombongan merupakan dosa pertama kali yang dilakukan oleh makhluk Allah Swt, yaitu iblis? Iblis enggan untuk mentaati perintah Allah Swt yang memerintahkan ia untuk sujud kepada Adam as. karena dia merasa lebih baik dari adam, itu sama sekali tidak berfakta, tapi memang saat itu iblis yang masih bernama ajazil adalah guru dari semua malaikat, lantas sifat sombong itu membutakan pribadinya.
Iblis membangkang perintah Allah Swt hanya karena dirinya merasa jauh lebih baik daripada Adam as. Iblis mengira karena dirinya tercipta dari api maka dirinya jauh lebih baik dari pada Adam as yang diciptakan dari saripati tanah.
iblis pun dihukum oleh Allah Swt dan sejak saat itu ia berupaya menggoda Adam as dan anak cucunya agar terjerumus kepada perbuatan dosa. Sehingga kemudian terjadilah berbagai macam dosa lainnya. Demikianlah betapa sombong itu adalah perbuatan yang amat berbahaya.
Mungkin, kita seringkali mengira bahwa orang yang sombong itu adalah orang yang pamer, membangga-bangakan dirinya, keluarganya, hartanya. Ini tidaklah keliru. Namun, kita akan memahami secara lebih baik lagi tentang apa itu kesombongan jika kita merujuk kepada ajaran Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw dalam salah satu haditsnya bersabda, “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. “ (Hadits Riwayat Muslim).
Dengan hadits ini, Rasulullah Saw berpesan bahwa orang yang sombong itu memiliki dua ciri, yaitu:
Pertama, menolak kebenaran. Orang yang sombong itu, mau dia kaya atau miskin, berpangkat tinggi atau rendah, bergelar banyak atau tidak, mereka cirinya sama yaitu meremehkan kebenaran atau meremehkan agama. merasa dirinya paling benar, dan menganggap orang lain adalah salah dan hanya sampah dunia, padahal Allah menciptakan mahluq itu pasti ada manfaatnya, sama saja orang sombong itu merendahkan Allah tak bisa mengatur dan tak bisa menciptakan yang baik, sehingga ciptaan dan pengaturan Allah itu di hina dan di rendahkan.
Orang yang sombong menganggap bahwa agama hanyalah hal yang kecil dan tidak penting. Mengapa demikian? Karena mereka merasa bahwa dirinya sudah benar, maka mereka merasa tidak memerlukan kebenaran lain selain kebenaran menurut versi hawa nafsunya sendiri.
Mereka cenderung tidak mau mendengarkan nasihat, tidak mau datang ke majlis ta’lim, tidak mau membaca buku-buku yang berisi nasihat kebaikan, kalau diberi saran maka mereka marah, dikritik tidak terima. Inilah ciri-ciri orang yang sombong. Orang yang sombong itu akan terpenjara dengan kebodohannya sendiri.
Karakter seperti ini bisa terjangkit pada siapa saja tanpa melihat status sosial, pangkat jabatan, kepintaran atau harta kekayaan.
Kedua, merendahkan orang lain. Ciri kedua dari kesombongan adalah sikap merendahkan orang lain. Orang yang sombong tidak menyadari bahwa sebenarnya ia tidak akan sanggup menjalani kehidupan di dunia ini tanpa bantuan dan jasa orang lain.
Kerja Iblis di dunia adalah merusak. Allah berfirman, "Sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar:" (QS. An-Nur: 21) Dan tentang orang-orang Yahudi, Allah berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan jalinan dengan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menjalinnya dan membuat kerusakan di muka bumi." (QS. Al-Baqarah: 27)
Allah menyebut Iblis sebagai musuh bagi anak Adam dan memerintahkan kepada manusia agar menjadikannya sebagai musuh abadi. Ia berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan jalinan (kerabat) dengan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menjalinnya dan membuat kerusakan di muka bumi;" (QS. Al-Baqarah: 27) "Sesungguhnya setan adalah musuh kalian, maka jadikanlah ia musuh (kalian). " (QS. Fathir: 6) Dan Allah menggambarkan orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang paling memusuhi kaum mukminin. Allah berfirman, "Engkau akan temukan orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." (QS. Al-Ma'idah: 82)
Allah telah memperingatkan kaum mukminin agar jangan terpedaya dan menjadi pengikut setan. Ia berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkahlangkah setan." (QS. An-Nur: 21) Ia juga melarang kaum mukminin agar jangan menjadi teman dan pengikut orang-orang Yahudi dan Nasrani. Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman,janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (kalian)." (QS. Al. Ma'idah: 51)
Salah satu watak setan adalah ingkar janji, Allah berfirman, "Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, "'Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya." (QS. Ibrahim: 22) Orang-orang Yahudi juga selalu ingkar janji, seolah-olah setan menjelma berulang-ulang dalam diri mereka. Allah menjelaskan sifat mereka ini dalam banyak ayat. Di antar'anya, "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab, (yaitu), 'Hendaklah kalian menjelaskan isi Kitab itu kepada manusia, dan jangan menyembunyikannya,' lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima." (QS. Ali Imran: 187) Dalam ayat lain, Allah berfirman, "Setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya." (QS. Al-Baqarah: 100)
Setan sangat berhasrat untuk mengkafirkan kaum mukminin. Karena itu ia selalu mengintai mereka dijalan yang benar dan keselamatan, seperti layaknya perampok yang mengintai rombongan pejalan. Setan berkata kepada Tuhannya, "Aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka darijalan Engkau yang lurus." (QS. Al-A'raf: 16), menyesatkan, menjanjikan dan memberikan harapan-harapan kepada mereka, "Padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka." (QS. An-Nisa': 120) Dan Allah berfirman mengungkap hasrat Bani Israel yang tersembunyi di dalam hati mereka untuk mengkafirkan kaum mukminin, setelah mereka tahu bahwa kaum mukminin berada di dalam kebenaran, "Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (ada) dalam diri mereka, setelah kebenaran nyata bagi mereka." (QS. Al-Baqarah: 109)
Falih Ibrahim Abud dalam tesisnya 133) mengatakan, "Bukan sesuatu yang melampaui batas kebenaran ilmiah jika kita katakan, bahwa orang-orang Yahudi lebih bersikap tidak sopan terhadap Allah ketimbang Iblis. Karena Iblis hanya tidak patuh ketika disuruh sujud kepada Adam. Pembangkangannya bukan semata ditujukan kepada perintah Allah itu sendiri, namun pada Adam sebagai makhluk yang ia harus sujud di hadapannya. Sedangkan Bani Israel, di hadapan nabi mereka, sengaja menyekutukan Allah. Meskipun Taurat dan tanda-tanda semesta yang datang dari Allah menjadi mukjizat yang nyata, namun mereka tetap menjadikan anak sapi sebagai sesembahan selain Allah, yang mereka cintai." 134) "Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi." (QS. Al-Baqarah: 93)
Iblis berbicara kepada Allah dengan sopan, dengan menyebutkan julukan ketuhanannya. Ia berkata, "Tuhanku!" (QS. Al-Hijr: 39) Sedangkan Bani Israel berbicara kepada Musa a.s. seenaknya saja. Mereka berkata, "Berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami." (QS. Az-Zukhruf: 49) "Pergilah engkau bersama Tuhanmu." (QS. Al-Ma'idah: 24). Iblis bersumpah dengan kemuliaan Allah. Iblis berkata, "Demi kekuasaan Engkau." (QS. Shad: 82) Sedangkan Bani Israel sama sekali tidak mengenal kemuliaan Allah. Mereka tidak pernah berharap keagungan Allah. Mereka berkata, "Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami adalah orang-orang kaya." (QS. Ali Imran: 181) Mereka juga berkata, "Tangan Allah terbelenggu." (QS. Al-Ma'idah: 64) Mereka juga berkata, "Uzair adalah anak Allah." (QS. AtTaubah: 30)
Akibat perilaku mereka yang rendah dan buruk terhadap Allah, mereka mendapatkan kemarahan Allah, dilaknat berkalikali, terlantar, dicekam perasaan takut mati dan cinta kehidupan dunia. Allah memaparkan kepada Yahudi semua hakikat ini, memperingatkan mereka akan akibat kemarahan Allah, serta melarang mereka agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengundang kemarahan Allah. Akan tetapi mereka tetap saja menentang Allah, "Karena itu mereka mendapat murka di atas kemurkaan." (QS. Al-Baqarah: 90) Akibat kemarahan Allah, mereka akan mengalami kejatuhan yang tidak dapat dihindari, meskipun mereka telah mencapai terminal puncak di dalam sejarah mereka. Umat yang memiliki kemuliaan garis keturunan Ibarahim a.s. ini telah terlepas dari kemuliaannya, setelah mereka terjerumus dalam kesesatan. Dengan demikian, mereka terputus-secara teologis dan genetis - dari Ibrahim a.s. "Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada lbrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman. Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.“ (QS. Ali-Imran:68).
kita sebaiknya intropeksi diri, jangan sampai sifat iblis, mengeram dalam diri kita, tanpa kita mau menyedari sampai sifat itu melekat, sifat sombong karena merasa punya kedudukan, titel, kekayaan lantas merendahkan orang lain, dan sifat ingin menyesatkan orang yang di jalan kebenaran di seret lagi kejalan kegelapan, sekali-kali tak akan bisa orang itu mengaduk sungai yang mengalir dengan deras, kecuali dia hanya mengeruhkan sebentara, dan siapa saja tak bisa menyesatkan orang yang berpegang teguh pada talinya Allah. sebaiknya jika merasa di dalam diri ada pengaruh iblis , segera di hilangkan, karena itu sama sekali tak menguntungkan hanya akan merugikan , sebab menjadi teman iblis di akherat itu sama sekali tak enak, neraka itu panas, dan setitik apinya saja di bawa ke dunia maka seluruh dunia akan hancur luluh.

Mahkota Ruhani